Hanya mereka yang tahu jalan yang akan sampai pada tujuan
Kemana anda akan pergi. Anda akan menjadi apa masa depan ?. Profesi apa yang akan anda tekuni? Apakah anda ingin menjadi seorang politisi, dokter, guru, pengacara, orang biasa, atau apa? Pernahkan anda memikirkan masalah ini dengan sungguh-sungguh? Kapan anda memikirkan masalah ini? Kalau tidak pernah anda pikirkan - mengapa? Apakah anda memang menganggap bahwa masalah tersebut merupakan masalah yang tidak perlu dipikirkan dan dibiarkan mengalir begitu saja. Atau bagaimana? Cobalah anda ingat-ingat kembali pengalaman anda.
Ada banyak orang yang tidak begitu peduli dengan masa depan. Bagi mereka masa depan adalah keniscayaan, yang tidak perlu dipikirkan. Panta rei - semua mengalir begitu saja, dan karena itu tidak perlu dipikirkan secara sungguh-sungguh. Mereka umumnya berpegang pada prinsip: lakukan saja! Jangan terlalu banyak pertimbangan.
Sebagian dari mereka yang berpegang pada pendirian tersebut, memang bisa mengukir suatu prestasi. Jika anda pernah mendengar pengakuan dari tokoh-tokoh penting, baik dari dunia politik atau dunia usaha, maka memang berpendapat suatu kesan, dimana mereka tidak merencanakan posisisi yang kini mereka duduki. Mereka ini jenis manusia, yang pada dasarnya memiliki suatu kemampuan beradaptasi yang sangat besar, dan memiliki kemampuan merubah kesempatan menjadi manfaat. Mereka umumnya tidak pernah membiarkan kesempatan berlalu begitu saja. Ganjaran yang diterima adalah suatu posisi yang baik, terhormat dan bermanfaat.
Namun demikian, bila dilihat dari segi jumlah (kualitas), maka manusia jenis itu, dapat dikatakan sangat sedikit. Pada umumnya mereka yang sukses adalah mereka yang sejak awal memiliki suatu rencana, suatu bayangan mengenai masa depan. Apa artinya, bahwa mereka bukan mengalir begitu saja, melainkan berjalan di atas apa yang sudah direncanakan, atau setidak-tidaknya sesuatu yang sudah dibayangkan (dicita-citakan).
Tentu saja kita ingat bagaimana orang-orang terdahulu, seperti orang tua kita, mengajarkan mengenai cita-cita. Hampir semua anak kecil diberi wawasan mengenai masa depan. Ketika seorang anak ditanya oleh orangtuanya: besok kalau sudah besar kamu mau jadi apa? Maka pada saat itulah suatu prinsip strategi sudah mulai diperkenalkan. Ketika anak-anak pergi ke sekolah, anak-anak sudah mulai diajarkan mengenai jadwal dan target. Di sinilah wawasan ke depan sudah mulai diturunkan, dari suatu bayangan kepada suatu rencana. Ketika anak-anak mulai merancang untuk mengisi liburan, maka pada saat itulah keterampilan membuat rencana mulai berkembang. Apa yang bisa dikatakan dari pengalaman tersebut, bahwa sebetulnya, dalam hidup kita penuh dengan rencana-rencana. Hari ini nyaris merupakan pertimbangan penuh dari kemarin, dan hari esok adalah suatu yang sudah direncanakan pada hari ini.
Ada banyak orang yang tidak begitu peduli dengan masa depan. Bagi mereka masa depan adalah keniscayaan, yang tidak perlu dipikirkan. Panta rei - semua mengalir begitu saja, dan karena itu tidak perlu dipikirkan secara sungguh-sungguh. Mereka umumnya berpegang pada prinsip: lakukan saja! Jangan terlalu banyak pertimbangan.
Sebagian dari mereka yang berpegang pada pendirian tersebut, memang bisa mengukir suatu prestasi. Jika anda pernah mendengar pengakuan dari tokoh-tokoh penting, baik dari dunia politik atau dunia usaha, maka memang berpendapat suatu kesan, dimana mereka tidak merencanakan posisisi yang kini mereka duduki. Mereka ini jenis manusia, yang pada dasarnya memiliki suatu kemampuan beradaptasi yang sangat besar, dan memiliki kemampuan merubah kesempatan menjadi manfaat. Mereka umumnya tidak pernah membiarkan kesempatan berlalu begitu saja. Ganjaran yang diterima adalah suatu posisi yang baik, terhormat dan bermanfaat.
Namun demikian, bila dilihat dari segi jumlah (kualitas), maka manusia jenis itu, dapat dikatakan sangat sedikit. Pada umumnya mereka yang sukses adalah mereka yang sejak awal memiliki suatu rencana, suatu bayangan mengenai masa depan. Apa artinya, bahwa mereka bukan mengalir begitu saja, melainkan berjalan di atas apa yang sudah direncanakan, atau setidak-tidaknya sesuatu yang sudah dibayangkan (dicita-citakan).
Tentu saja kita ingat bagaimana orang-orang terdahulu, seperti orang tua kita, mengajarkan mengenai cita-cita. Hampir semua anak kecil diberi wawasan mengenai masa depan. Ketika seorang anak ditanya oleh orangtuanya: besok kalau sudah besar kamu mau jadi apa? Maka pada saat itulah suatu prinsip strategi sudah mulai diperkenalkan. Ketika anak-anak pergi ke sekolah, anak-anak sudah mulai diajarkan mengenai jadwal dan target. Di sinilah wawasan ke depan sudah mulai diturunkan, dari suatu bayangan kepada suatu rencana. Ketika anak-anak mulai merancang untuk mengisi liburan, maka pada saat itulah keterampilan membuat rencana mulai berkembang. Apa yang bisa dikatakan dari pengalaman tersebut, bahwa sebetulnya, dalam hidup kita penuh dengan rencana-rencana. Hari ini nyaris merupakan pertimbangan penuh dari kemarin, dan hari esok adalah suatu yang sudah direncanakan pada hari ini.